Rabu, 21 Oktober 2020

Sosial

   Bertetangga... sungguh pengalaman yg luar biasa.
Sebenarnya di usia 36 ini, baru sekarang aku merasakan betul2 rasanya bertetangga. Kalau dulu waktu kecil sampai usia 17th, hampir tidak pernah ada keterikatan dg lingkungan karena kehidupan ku yg nomaden, selain itu kami sekeluarga juga 80% waktu kami habiskan di toko. 
Lalu bekerja kemudian hidup di kosan, nggak banyak drama lah. Karena kita kan kerja. Pulang kerja main. Jafi kosan cuma buat istirahat. 

Nah... sekarang ini nih, tinggal di perumahan yg mepet2 banget, tidak ada pagar.. wah, luar biasa dramanya. Nggak mau cerita detil nya ah, intinya drama aja. Omongan tetangga, si ini temenan sama si itu, terlebih lagi karena ini adalah musim korona, jadi orang banyak di rumah nya. Jadi pada kengangguran, segala urusan orang di urusin. 
Hmmm... mungkin ya karena korona ini ya... yg harusnya orang kerja full jadi cuma setengah hari, yg harusnya anak2 sekolah dan ibu2 nganter anak sekolah jadinya cuma di rumah aja.. jadinya pada cari2 urusan yg nggak perlu di urus deh..
Hhh.. semoga keadaan cepat pulih. Akupun mau cepet2 nyekolahin ebzan yg memang sudah seharusnya di usia 4th ini dia masuk paud tapi malah nggak jadi karena korona. 
Yah otomatis baru 5th nanti deh dia sekolah, langsung tk. 
Back to life after perum 😁. 
Jadi aku belajar... baru sekarang aku ngerti tentang kejadian yg ku alami di usiaku 12th.
 Dulu aku masuk sebuah pondok, dan saat aku masuk, tanpa aku tahu kesalahanku apa.. seorang senior berusia 18th yg ada di kamar itu berkata pada temannya tentang aku “katsir qalam ya”  katanya. Meskipun saat itu aku belum tahu bahasa arab, tapi aku tahu itu adalah kata2 celaan. Kemudian aku tahu katsir qalam artinya banyak bicara alias banyak bacot. 

Bayangkan kejadian 24th yg lalu masih terpatri lho di otakku. Sometimes and somehow, aku merasa ucapan itu mungkin benar adanya tentang aku, tapi aku nggak tahu... perasaan, aku ini udah berusaha menjaga ucapan dan berusaha baik dg semua orang.. 
tapi sekarang aku sadar, mungkin harusnya aku cukup diam saja. Nggak perlu segala ucapan receh nggak penting keluar dari mulutku. 
Baru kali ini aku belajar, tidak semua ucapan orang perlu aku tanggapi. Tidak semua orang harus aku ajak bicara, tidak semua percakapan aku harus terlibat. 
Oke.. yah, begitulah pelajaran hidupku.
Temanku berkata: sekarang masalah tetangga.. nanti waktu anak sekolah, ada lagi masalah sama anak sekolah, sama orang tua murid... whattttssss hu hu hu.. 
Tuhann.. lindungi aku ya Tuhan. AnakMu ini hanya ingin hidup tenang dg semua orang. 
Tapi ya gimana ya.. namanya hidup. 
Yah, paling tidak aku sudah belajar hal terpenting dalam hidup ini, yaitu jaga mulut. Dan ku rasa aku lulus dg nilai cukup baik. 
Aku melewatinya dg cukup baik. Good job dewi.
Dan terimakasih Tuhan Yesus, karena selalu menyertaiku. 

Hhhh... semoga korona cepat selesai, kehidupan kembali berjalan sebagaimana biasanya. Dan orang orang kembali sibuk dg urusannya masing2.

Oh iya.. tambahan dari percakapanku dg ibu mertua. Ibu bilang kalau di perumahan orang2 cenderung jor2an. Tapi kemudaian aku bilang.. mungkin karena di perkampungan, kondisi ekonominya beragam, jadi mungkin skala jor2annya kurang terasa. Beda dg perum yg biasanya tetangga kanan kiri memiliki kondisi ekonomi hampir setara, sehingga membuat mereka merasa mampu membeli apa yg di miliki tetangganya.
Itu teori ku.

Tapi aku sendiri sih nggak akan mau nyaingi orang2, karena prioritas ku aku paham, aku juga nggak mau nyaing2i kemana mereka liburan, apa yg mereka punya, apa yg mereka pakai..  
tak ngurusi urusan ku dan urusan anakku ae dan bojoku.. tapi bojoku iso ngurus dirinya sendiri e. Hehe.. 





1 komentar:

  1. How to make money from sports betting? | How to make money from sports betting
    It takes a lot of research and research to estimate deccasino the odds of each type of sport and its particular market 바카라 사이트 size. In the งานออนไลน์ case of sports betting, it's only about 2% of the time.

    BalasHapus